Wednesday, June 26, 2013

sandiwara pujangga

Masih melihat matahari
Tuhan itu begitu nyata Agungnya
Tuhan itu begitu nyata Megahnya
Tuhan itu begitu nyata Indahnya

Syukur tiada henti kepada-Nya, kepada sang empunya segalanya
Hembusan nafas masih terasa hangat berbinar
Pijar cahaya masih tampak merona
Syair kidung doa pujian masih tetap terlantun

Sapaan hangat-Mu masih ter niang di pelipis telinga
Ku daras kan kembali sajak kecil ini untuk-Mu, ter khusus kalian para pujangga sejati

maaf kali ini saya harus berkata maaf, maaf saya tidak bisa membalas penantian kalian
maaf saya tidak bisa menjawab lantun gundah kalian 
isyarat kalian mungkin terbaca, tetapi tidak ter sampaikan hingga ke hati
saya sudah memilih dan mungkin saya sangat beruntung karena saya sudah menjadi yang terpilih untuk di pilih
dia mungkin sama dengan kalian, mengenal saya sudah teramat lama, menyelami kehidupan saya sudah sangat jauh
tetapi dia yang memenangkannya, dia teramat kuat, dia lebih unggul, dia teramat berani, tetapi tidak untuk sebatas sempurna.

dia yang begitu menyayangi saya. dia yang begitu mengagumi saya, tetapi masih terlalu singkat untuk kata mencintai
ketulusan nya, kebaikan, dan bahkan pengorbanan nya
tidak sanggup jika saya tidak menjawabnya
terima kasih untuk kesekian kali nya ini saya daras kan
terima kasih karena Tuhan telah memberi dia
terima kasih karena Tuhan telah memilih dia, dan
terima kasih karena Tuhan telah mengirim dia

untuk kalian para pujangga sejati, asa kalian masih teramat panjang
mimpi kalian masih teramat jauh, carilah kisah lain untuk kalian kidung kan 
carilah syair lain untuk kalian lantun kan 
carilah sandiwara lain untuk kalian mainkan 
jangan kalian hanya menanti kisah yang sudah berujung 
kisah ini, kisah saya, kini telah berujung 

ber kidung lah di tempat lain
ber lantun lah di nada lain, dan 
mainkan lah sandiwara untuk kisah lain 
ber ekspresi lah dalam pencarian kalian, karena sejati nya kisah indah kalian telah melambai di ujung penantian 

No comments:

Post a Comment